Cara Membuat Kolam Ikan Nila Bioflok

Cara Membuat Kolam Ikan Nila Bioflok

Cara Membuat Kolam Ikan Nila Bioflok – Pembudidaya di Indonesia sering menggunakan sistem budidaya bioflok ikan nila karena mampu meningkatkan produktivitas budidaya, mengurangi penggunaan air, dan mengefisienkan penggunaan pakan. Teknik bioflok ikan nila baru berhasil jika ada cukup oksigen di dalam air. Teknik ini dibuat dengan menggabungkan bahan organik ke dalam air untuk merangsang pertumbuhan bakteri heterotrof aerobik.  Karena mampu meningkatkan produktivitas panen dan tidak membutuhkan kolam yang luas atau air yang banyak, teknik bioflok sudah lama terkenal di kalangan pembudidaya ikan nila dan lele. Mereka juga percaya bahwa teknik ini dapat mengurangi biaya budidaya.

ARTIKEL LAINNYA : Cara Buat Kolam Ikan Agar Tidak Bocor

Cara Membuat Kolam Ikan Nila Bioflok
Cara Membuat Kolam Ikan Nila Bioflok
Manfaat dan Keunggulan Budidaya Nila Bioflok
  1. Survival rate 90 %, ikan lebih tahan hidup.
  2. FCR 1,03, artinya untuk menghasilkan 1kg ikan butuh 1,03 Kg pakan. ini karena kotoran diubah lagi menjadi pakan. Teknik lain FCR mencapai 1,5.
  3. Tebarannya 100 ekor / M3 artinya hanya butuh lahan sempit untuk memulai budidaya ikan. Ini bisa 10 kali lipat dari kolam biasa.
  4. Lebih cepat besar
  5. waktu peliharaan singkat, hanya 4-6 bulan
  6. Tidak perlu repot sering ganti air
  7. Tidak bau karena kotoran ikan didaur ulang untuk jadi pakan oleh bakteri baik
  8. Hasil panen dan keuntungan lebih banyak.
  9. Hemat pakan, karena penyerapan pakan lebih baik.
  10. Hemat lahan, karena padat tebar lebih banyak dan membutuhkan cahaya matahari yang minim
  11. Limbah dan kotoran lebih sedikit, sehingga menjadi lebih ramah lingkungan.
  12. Kondisi air lebih sehat karena cukup oksigen, serta sisa pakan dan bahan organik lain dimanfaatkan sebagai hara pembentuk flok bakteri.
Cara Membuat Kolam Ikan Nila Bioflok
Cara Membuat Kolam Ikan Nila Bioflok

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan :

1. Pasokan Oksigen dan Listrik

Sebagian besar bioflok berkembang biak dalam sistem budidaya intensif, yang membutuhkan lebih banyak penebaran daripada sistem ekstensif. Selain menyebar, bioflok memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan plankton. Mikroorganisme dan komoditas budidaya dalam bioflok tentunya membutuhkan pasokan oksigen yang lebih besar, yang hanya dapat diberikan oleh blower atau kincir.

Sistem bioflok bergantung pada listrik selama 24 jam, sedangkan blower atau kincir membutuhkan listrik. Akibatnya, ikan akan mati lemas dalam beberapa jam jika listrik mati secara mendadak atau dalam jangka waktu yang lama.

2. Lokasi Budidaya
Karena mikroorganisme yang berfotosintesis membutuhkan cahaya matahari, bioflok tidak cocok digunakan di kolam indoor sepenuhnya karena mereka membutuhkan cahaya matahari. Oleh karena itu, lebih baik jika kolam indoor ternaungi dengan baik.