Teknik Pennyambungan Geogrid dan Geoteknik

A. Teknik Penyambungan

Pengambungan Geotextile dan Geogrid diperlukan untuk suatu aolikasi perkuatan yang memerlukan perkuatan menerus tanpa terputus. Teknik penyembungan Geosintetik terdiri dari tumpang tindih, penjaitan, penempelan, pengikatan, pemanasan, pegelasan, dan perekatan. Beberapa teknik tersebut hanya sesuai untuk sebagian tipe geosintetik.

Pada kali ini saya akan membahas Teknik Penyambungan yang paling efisien dan yang paling banyak digunakan untuk Geotekstil dan Geogrid.

1. Teknik Tumpang Tindih Sederhana (Simple Overlap Technique)

Untuk Geogrid Biaxial dan Geotextile lebar tumpang tindih minimum direkomendasikan sebesar 0,3m, syarat tersebut dapat lebih besar untuk lokasi-lokasi khusu dan peryaratan konstruksi yang berbeda. Jika diperlukan penyaluran tegangan antar gulungan-gulungan Geotextile, maka kekuatan yang dihasilkan dari teknik tumpang tindih hanya merupakan friksi pada bagian Geotextile yang saling bersentuhan. Sedangkan pada Geogrid, kekuatan yang dihasilkan berupa friksi dan masuknya material timbunana ke dalam bukaan  Geogrid.

Tegangan yang dapat disalurkan melalui titik tumpang tindih sesungguhnya sangat kecil, kecuali tekanan beban berlebih (Overburden Pressure) sangat besar dan tumpang tindihnya sangat besar.

2. Teknik Penjahitan Geotextile

Teknik penjahitan menjadi alternatif yang lebih praktis dan ekonomis apabila lebar tumpang tindih Geotextile yang dibutuhkan sangat besar (1,0 m atau lebih). Penjahitan dapat dilakukan di pabrik maupun dilapangan.

Variabel berikut perlu diperhatikan jika ingin memperoleh kualitas jahitan yang baik dan efektif :

A. Jenis Benang

Bahan dasar benang berdasarkan urutan kekuatan dan harga tertinggi adalah polietilena, poliester,atau polipropilena. Durabilitas benang harus sesuai dengan persyaratan proyek.

B. Tegangan Benang

Pada aplikasi di lapangan, benang sebaiknya ditegangkan dengan cukup kencang tetapi tidak sampai merobek geotextile.

C. Kerapatan Jahitan

Biasanya digunakan 200 jahitan sampai dengan 400 jahitan permeter untuk jenis Geotextile ringan, dan hanya 150 jahitan sampai 200 jahitan yang diperbolehkan untuk Geotextile yang lebih berat.

D. Jenis Jahitan:

1)Tipe 101, dengan rantai jahitan tali tunggal
2)Tipe 401, dengan rantai jahitan tali rangkap atau terkunci, untuk menghindari
lepasnya jahitan. (lihat Gambar 1.a).

E. Jumlah Barisan

Dua baris atau lebih dan sejajar untuk meningkatkan keamanan.

F. Jenis Penyambungan

Sambungan datar tipe SSa-2, bentuk J tipe SSn-2, dan bentuk kupu-kupu tipe SSd-2. (lihat Gambar 1.b).

3. Hal-hal yang Perlu diperhatikan mengenai Kekuatan Jahitan 

a. Akibat kerusakan jarum dan konsentrasi tegangan pada jahitan, lokasi sambungan terjahit akan lebih lemah daripada Geotextilenya.
b. Kekuatan maksimum penyambungan di lapangan yang pernah dicapai adalah 200 kN/m (berdasarkan pabrik pembuatnya) dengan menggunakan Geotextile 330 kN/m.
c. Kekuatan penyambungan di lapangan akan lebih rendah daripada kekuatan penyambungan di laboratorium atau pabrik.
d. Semua jahitan berpotensi untuk terlepas, bahkan jahitan yang terkunci sekalipun;
e. Penjahitan harus diawasi. Untuk mempermudah pengawasan maka gunakan benang yang berwarna kontras untuk mempermudah pengawasan.
f. Prosedur pengujian sambungan terjahit diberikan dalam D 4884, ISO 10321:2008 atau RSNI M-03-2005.

4. Teknik Penyambungan Untuk Geogrid Uniaxial

Geogrid uniaxial disambungkn searah gulungan dengan menggunakan sambungan bodkin untuk Geogrid HDPE (gambar 2) dan dengan teknik tumpang tindih untuk geogrid PET yang dilapisi.

Gambar 1.a Jenis Jahitan
Gambar 1.b Jenis Sambungan
Gambar 2.

Sumber :

Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan perkuatan tanah dengan geosintetik – Departemen Pekerjaan Umum , Hotlz dkk, 1998 , http://pandu-equator.com/tips-teknik-penyambungan-geotextile-dan-geogrid/  https://maxprokurnia.co.id/

Baca Juga : Geogrid Uniaxial Geogrid Biaxial Fungsi Geosintetik atau Geotekstil

Scroll to Top